SEKOLAH INOVASI PASTI SIAP DENGAN
KURIKULUM MERDEKA

Oleh: Ferry Yudha Paratama, S.Pd., Gr.

          Kurikulum merupakan seperangkat atau suatu sistem rencana dan pengaturan mengenai bahan pembelajaran yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Dengan adanya kurikulum, sahabat Maktab bisa mengetahui ke mana tujuan sebuah pendidikan dijalankan. Singkatnya pada lingkup sekolah, sahabat Maktab akan mengetahui ke mana arah pembelajaran yang akan  diterima di sekolah tersebut. Karena itulah, kurikulum hukumnya wajib ada di setiap institusi pendidikan.

          Awal Tahun pelajaran 2022/2023 terdapat sesuatu yang berbeda. Mengawali tahun pelajaran kali ini SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro sudah melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Mandiri Berubah. Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka jalur Mandiri Berubah, Kepala Sekolah dan Guru menggunakan perangkat ajar yang disediakan pada satuan pendidikan kelas VII. Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi sahabat Maktab sebagai peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini adalah:

  1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skillsdan karakter kamu sesuai profil pelajar Pancasila.
  2. Fokus pada materi esensial saja, sehingga ada waktu cukup untuk kamu mendalami kompetensi mendasar seperti literasi dan numerasi.
  3. Guru menjadi lebih fleksibilitas untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan kamu sebagai peserta didik.

       Ada yang berbeda antara Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum sebelumnya. Biasanya sahabat Maktab pasti mengenal kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler, namun di Kurikulum Merdeka sahabat akan mendapatkan satu lagi yaitu Kokurikuler berupa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan sahabat Maktab sebagai peserta didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta menguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar Pancasila. Melalui projek ini, sahabat Maktab memiliki kesempatan untuk mempelajari secara mendalam tema-tema atau isu penting seperti gaya hidup berkelanjutan, 

toleransi, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.  Projek ini melatih sahabat Maktab untuk melakukan aksi nyata sebagai respons terhadap isu-isu tersebut sesuai dengan perkembangan dan tahapan belajar. Projek penguatan ini juga diharapkan dapat menginspirasi sahabat Maktab untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

          Masih hangat dalam ingatan, pada bulan September lalu kelas VII SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro melaksanakan kegiatan P5 untuk pertama kali dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya. Pada tema ini bertujuan agar sahabat Maktab dapat mengerti tentang diri sendiri, mencintai diri, mengerti semua emosi yang dirasakan dan peduli terhadap kesehatan baik kesehatan mental maupun kesehatan fisik sahabat Maktab. Selain itu, sahabat Maktab dapat mencari berbagai kegiatan lain yang dapat membantu dalam menjaga kesejahteraan diri serta mengajak orang lain untuk menyadari dan menjaga kesehatan mental. Dimensi yang digunakan pada tema ini antara lain beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, dan gotong royong. Berbagai kegiatan dilakukan selama dua pekan penuh, namun ada beberapa yang cukup menarik yaitu ketika sahabat Maktab diajak ke industri rumahan pembuatan tempe di Ledok Kulon Bojonegoro, dalam kegiatan ini sahabat Maktab mendapatkan banyak sekali informasi tentang sejarah industri rumahan tersebut dan bagaimana proses pembuatan tempe secara langsung dengan pengamatan dan wawancara. Hal ini sangat penting dalam menumbuhkan pengetahuan dalam jenis makanan sehat dan mandiri dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada.

          Pada akhir bulan November dan awal bulan Desember kelas VII juga telah dilaksanakan P5 pada tema 2, yaitu Kewirausahaan. Pada tema ini bertujuan menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda, untuk dimasukkan dalam pengalaman belajar yang kontekstual bagi sahabat Maktab sebagai peserta didik. Tema ini dilaksanakan dua pekan secara penuh dengan berbagai kegiatan yang menarik dan menantang. Salah satu kegiatan yang paling menarik adalah gelar karya melalui market day. Pada kegiatan tersebut semua kelompok memamerkan produk buatan mereka untuk diperjual belikan. Semakin menarik produk yang ditawarkan maka semakin banyak yang berhasil terjual. sahabat Maktab juga harus memperhitungkan modal dan keuntungannya juga loh agar tidak merugi. Dimensi P5 yang munculkan melalui kegiatan tema 2 kewirausahaan ini adalah kreatif dan gotong royong.

          Selain itu, penilaian dalam kurikulum merdeka juga ada sedikit perbedaan. Pembelajaran sesuai tahap capaian sahabat Maktab sebagai peserta didik yang merupakan salah satu semangat dalam merdeka belajar, di mana pengajaran disesuaikan dengan tingkat capaian dan kemampuan awal sahabat Maktab. Pertama, guru melakukan asesmen terhadap level pembelajaran peserta didik. Peserta didik kemudian dikelompokkan berdasarkan tingkat capaian dan kemampuan yang serupa. Guru selanjutnya memberikan intervensi pengajaran dan beragam aktivitas pembelajaran sesuai dengan level pembelajaran tersebut, bukan hanya melihat dari usia dan kelasnya. Guru mengajarkan kemampuan dasar yang perlu kamu miliki dan menelusuri kemajuannya. 

          Pada saat proses pembelajaran di kelas, guru akan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional (KSE). Pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan kebutuhan belajar kamu sebagai peserta didik yang terdiri dari tiga aspek, yaitu kesiapan belajar (readiness), minat, dan profil belajar sahabat Maktab. Pembelajaran di kelas harus memperhatikan perilaku sahabat Maktab ke diri sendiri, orang lain dan lingkungan, serta sosial emosional. Pembelajaran sosial emosional merupakan proses mengembangkan keterampilan, sikap, nilai yang diperlukan memperoleh kompetensi sosial, emosional sebagai modal kamu sebagai peserta didik dalam berinteraksi. Kompetensi sosial emosional (KSE) yaitu 1) Kesadaran diri (mengenal emosi); 2) Pengelolaan diri (Mengelola emosi dan fokus); 3) Kesadaran sosial (empatik); 4) Keterampilan berhubungan sosial atau daya lenting (resiliensi); dan 5) pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

          Asesmen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan data, analisis data, hingga interpretasi data yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kinerja sahabat Maktab sebagai peserta didik selama proses pembelajaran. Asesmen ini tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran saja, tapi juga selama proses pembelajaran berlangsung. Selain bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kinerja siswa selama proses pembelajaran, Asesmen dalam Kurikulum Merdeka juga dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi terhadap suatu proses pembelajaran. Nantinya, hasil evaluasi ini bisa menjadi acuan guru dalam membantu meningkatkan hasil belajar kamu. 

          Ada dua asesmen yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka, yaitu asesmen formatif dan sumatif. Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memberikan informasi atau umpan balik kepada guru maupun sahabat Maktab sebagai peserta didik agar dapat memperbaiki proses belajar. Asesmen ini dilakukan di awal pembelajaran, pertengahan pembelajaran, akhir pembelajaran, maupun sepanjang pembelajaran berlangsung. Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran bertujuan untuk memberikan informasi kepada guru mengenai kesiapan kamu dalam mempelajari materi pelajaran sekaligus kesiapan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Sementara jika asesmen formatif dilakukan di pertengahan, akhir, atau sepanjang pembelajaran berlangsung bertujuan untuk mengetahui perkembangan kamu sekaligus memberikan umpan balik yang cepat kepada guru, misalnya mengenai pemahaman kamu terhadap materi yang sudah dijelaskan.

         Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memastikan tercapai tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Itulah mengapa, asesmen ini sering dilakukan di akhir proses pembelajaran, seperti di akhir semester, akhir tahun ajaran, atau akhir jenjang pendidikan. Asesmen sumatif menentukan kelanjutan proses belajar sahabat Maktab di kelas. Artinya, jika sahabat Maktab tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran atau tidak memenuhi standar pencapaian pembelajaran yang telah ditetapkan, maka sahabat Maktab harus mengulang kembali tujuan pembelajaran tersebut. pelaksanaan Asesmen dapat menggunakan teknik atau instrumen tertentu dalam melakukan asesmen sumatif, seperti tes tertulis. Akan tetapi, juga bisa menggunakan teknik lain, seperti observasi, praktik, mengerjakan proyek, dan membuat portofolio. Jadi, di kurikulum merdeka ini sahabat Maktab akan mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan belajar sahabat Maktab.

© 2023_ SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro